Tak perlu menunggu hal baik menghampirimu untuk membuatmu melakukan hal yang sama. Karena kebaikan tidaklah hadir dengan sedirinya melainkan ada karena perbuatan. Mulailah hal baik dari dirimu sekarang juga
Senin 21 mei 2018, gkm memghadiri workshop dongeng "Read aloud" yang dibawakan oleh Kak Heru. Kak heru adalah Pendongeng Profesional yang mewakili Indonesia pada Festival Dongeng Anak di Korea Selatan tahun 2015. Pendiri Komunitas Rumah Dongeng Indonesia dan juga Trainer berbagai workshop dongeng untuk guru TK dan SD.
Dalam workshop ini, ada beberapa penjelasan tentang tahapan perkembangan membaca pada anak yaitu, pertama dengan membiarkan anak memainkan bukunya, lalu anak-anak akan mulai pura-pura membaca. Kemudian dengan sendirinya anak-anak akan mulai tertarik pada buku, mengingat bacaan dan gambar serta tanda baca bacaan.
Selanjutnya pada saat anak sudah kelas 3, maka dia akan dapat membaca dengan baik. Kami juga diajarkan cara menirukan 1 jenis suara hewan. Selain itu, Kak Heru juga memberikan trik dan tips mendongeng agar tidak membosankan. Jadi sebelum mendongeng, kita harus membaca terlebih dahulu buku dongeng yang akan kita bacakan dan mengetahui komposisi dari buku. Komposisi buku yang dimaksud misalnya seperti harga buku dongeng tersebut dan penerbitnya, agar anak-anak tahu kalau buku itu mahal dan terdapat banyak penulis/penerbit buku di dunia.
Dalam mendongeng, kita juga harus memperhatikan intonasi, tempo, jeda dan tanda baca. Selain itu, terdapat karakter vokal foto dari pendongeng. Biasanya dibuku cerita terdapat 3 atau 4 tokoh, ada tokoh 1, tokoh 2 atau tokoh 3 serta narator. Jadi pada saat mendongeng karakter vokal narator berbeda dengan karakter vokal tokoh 1, tokoh 2 maupun tokoh 3 agar anak-anak mengenali tokoh yang sedang diceritakan.
Berlatih ekspresi wajah juga penting lho.., Karena pada saat sedang mendongeng, adik-adik akan memperhatikan wajah kita. Jika tanpa ekspresi, sudah jelas adik-adiknya akan cepat bosan. Ya kan?, sSaat mulai mendongeng kita juga harus awali dengan nyanyian pendek, seperti ice breaking untuk adik-adik agar mereka fokus ke kita terlebih dahulu dan juga akan mengatasi gugup kita sebagai pendongeng. Intinya pahami dahulu 1 dongeng, kemudian diulang-ulang disetiap orang atau tempat yang berbeda, agar kita mengetahui dimana letak kekurangan kita saat mendongeng.
Setelah sudah menguasai, kita dapat memvariasikan cara saat mendongeng misalnya menggunakan media boneka atau menggunakan PowerPoint dengan tambahan suara disetiap slide. Semakin sering kita membiasakan mendongeng maka semakin baik kemampuan kita dalam mendongeng.
Pagi yang cerah, matahari bersinar menyambut sabtu, di penanggalan 26 April 2014. Seperti biasa, sabtu adalah hari dimana saya dan teman-teman yang tergabung sebagai volunteer pengajar di Gerakan Kendari Mengajar (GKM) akan kembali mengendarai kendaraan kami ke suatu desa yang letaknya cukup jauh dari pusat keramaian Kota Kendari, tepatnya ke SD N 20 Baruga, di Nanga-Nanga, Kecamatan Baruga.
Sabtu, pertama di tahun 2014 adalah pertemuan pertama Kendari Mengajar dengan adik-adik asuh di Puulonggida. Ini akan menjadi awal tahun ajaran Januari sampai Juli 2014. Sore itu, rintik hujan mengiringi perjalanan volunteer Kendari Mengajar menuju Puulonggida. Tepat pukul 15.30 WITA, volunteer pun tiba di Pulonggida.
Malam menunjukkan pukul 20.25 WITA, ketika kakak-kakak volunteer mengawali Mei dengan melepas penat di sekretariat GKM. Mereka baru saja tiba dari lokasi pengajaran rutin Minggu sore di Puulonggida. Tidak berapa lama setelahnya, suara riuh rendah memenuhi ruangan.
Senin 21 mei 2018, gkm memghadiri workshop dongeng "Read aloud" yang dibawakan oleh Kak Heru. Kak heru adalah Pendongeng Profesional yang mewakili Indonesia pada Festival Dongeng Anak di Korea Selatan tahun 2015. Pendiri Komunitas Rumah Dongeng Indonesia dan juga Trainer berbagai workshop dongeng untuk guru TK dan SD.
Seperti ditahun-tahun terdahulu, di tahun 2016 ini, Gerakan Kendari Mengajar (GKM) kembali me-release Proyek Sosial Besar tahunannya. Menyongsong Peringatan Sumpah Pemuda ke- 88 tahun 2016, GKM kembali mengajak masyarakat bergotong royong berbagi kebaikan dalam sebuah gerakan yakni "GERAKAN SERIBU SERAGAM SEKOLAH : Satu Seragam, Untuk 1000 Kebaikan" atau GERAKAN SERASA .
Jadi kembali ke hastag paling atas, BELAJAR APA HARI INI? Belajar untuk meningkatkan fokus pengguna media sosial terhadap komunitas, lembaga masyarakat dan organisasi.
Sore itu, adik-adik asuh GKM diajak bermain dengan gambar-gambar dan warna-warna. Adik-adik mendapatkan sebuah gambar yang harus mereka warnai. Pemilihan warna dan teknik mewarnai adalah latihan yang pengajar harapkan dapat melatih kreativitas adik-adik asuh mereka. Tidak sampai di situ, beberapa minggu setelahnya, permainan ini memiliki manfaat yang sama pentingnya dengan menstimulasi kreativitas.
Suasana Museum Sulawesi Tenggara di 23 April sore itu terasa berbeda dari biasanya. Keramaian yang terbentuk di sana bukan ditujukan untuk menyaksikan jejak arkeologi khas museum seperti di hari-hari lain. Melainkan, untuk memperingati World Book Day yang, tahun ini, dirayakan dengan antusiasme yang sedikit istimewa.